Motivation Articles Mencari Motivator Terbaik di Indonesia? Haryanto Kandani merupakan motivator terbaik, Achievement Motivator, Personal Coach dan Self Improvement Trainer /artikel/artikel-motivasi/feed/atom.html 2022-08-11T05:01:32+00:00 Joomla! - Open Source Content Management BEYOND EXPECTATION (Paulus Winarto) 2012-05-27T19:06:04+00:00 2012-05-27T19:06:04+00:00 /artikel-motivasi/beyond-expectation-paulus-winarto.html <div class="feed-description"><p style="text-align: center; " mce_style="text-align: center; "><i>Do a little more than you're paid to. Give a little more than you have to. Try a little harder than you want to. Aim a little higher than you think possible, and give a lot of thanks to God for health, family, and friends.</i></p> <p style="text-align: center; " mce_style="text-align: center; ">- Art Linkletter</p> <p><i>"Selamat pagi Mr. Sanborn! Nama saya Fred dan saya adalah tukang pos Anda. Saya hanya mampir untuk memperkenalkan diri dan mengucapkan selamat datang di lingkungan ini. Saya juga ingin sedikit mengenal Anda dan apa pekerjaan Anda," sapaan bersahabat itu mengawali hubungan antara Mark Sanborn dan Fred Shea.</i></p> <p><i>Fred adalah orang berpenampilan biasa dengan tinggi dan perawakan rata-rata serta kumis tipis. Meski penampilan fisiknya tidak menandakan sesuatu yang luar biasa, ketulusan dan kehangatannya langsung menarik perhatian.</i></p> <p><i>"Saya seorang pembicara profesional," kata Mark. "Jika Anda pembicara profesional, pastinya sering bepergian," ujar Fred. "Ya, saya bepergian antara 160 sampai 200 hari per tahun," jawab Mark.</i></p> <p><i>Sembari mengangguk, Fred melanjutkan, "Kalau begitu, jika Anda bersedia memberikan salinan jadwal Anda, saya akan mengumpulkan surat Anda dan membundelnya. Surat-surat itu hanya akan saya antarkan ketika Anda sudah sampai di rumah sehingga Anda bisa menerimanya langsung."</i></p> <p><i>Terkejut oleh tawaran yang begitu baik hati, Mark merespon, "Kan Anda bisa menaruh surat itu dalam kotak surat di samping rumah? Nanti saya tinggal mengambilnya ketika saya sudah pulang."</i></p> <p><i>Fred mengerutkan kening sambil menggelengkan kepala, "Mr. Sanborn, pencuri sering mengamati tumpukan surat di kotak surat yang menandakan pemilk rumah sedang keluar kota. Salah-salah Anda bisa menjadi korban pencurian nanti."</i></p> <p><i>Seketika itu Mark sadar, kekhawatiran Fred melebihi kekhawatirannya sendiri. "Begini saran saya Mr. Sanborn. Saya akan menaruh surat Anda di kotak surat sepanjang kotak itu masih bisa saya tutup. Dengan begitu, tidak ada yang tahu Anda sedang keluar kota. Sementara kiriman yang tidak muat di kotak surat akan saya letakkan di antara pintu kasa dan pintu depan. Tidak akan ada yang bisa melihatnya di sana. Jika tempat itu sudah terlalu sesak dengan surat, saya akan menyimpan surat-surat tersebut untuk Anda sampai Anda pulang," tawar Fred.</i></p> <p><i>Seiring perjalanan waktu, Mark juga akhirnya tahu bahwa Fred juga bersikap sama kepada pelanggan yang lain. Dalam perjalanannya mengantar surat, Fred membuang iklan yang melekat di pintu dan membereskan koran yang berceceran di trotoar. Ia bahkan memindahkan tempat sampah ke tempat yang tidak begitu terlihat. Rumah pelanggannya terlihat lebih rapi sehingga berkurang satu petunjuk bagi perampok serta orang yang berniat jahat.</i></p> <p>Cerita sederhana tentang sikap seorang tukang pos itu dituangkan Mark Sanborn dalam bukunya The Fred Factor. Cerita tersebut seakan mengingatkan, tidak ada pekerjaan remeh jika dilakukan dengan sepenuh hati sehingga pekerjaan itu sungguh-sungguh memberikan nilai tambah positif. Bagi para pekerja seperti Fred, melayani bukanlah sebuah kewajiban atau beban, melainkan sebuah kesempatan, peluang dan kehormatan.</p> <p>Dalam bukunya, Mark juga mengulas mengapa Fred melakukan semuanya itu? Ada beberapa poin penting yang dilontarkan Fred. Baginya, melayani orang lain akan memberinya kepuasan setiap hati. Prinsip "ketika Anda berbuat baik, Anda akan merasa baik" telah menjadi bagian hidupnya.</p> <p>Selain itu, kata Fred, "Saya adalah kritikus terbesar bagi diri saya sendiri. Saya sering diberitahu bahwa saya itu perfeksionis. Akan tetapi, saya memiliki kebutuhan untuk berprestasi sebanyak mungkin setiap hari. Saya melakukan yang terbaik bagi orang lain yang barangkali tidak selalu tahu apa yang telah saya perbuat untuk mereka. Komitmen pribadi saya adalah melakukan yang terbaik yang saya bisa. Anggaplah setiap hari sebagai hari yang baru dan jadikan setiap hari lebih baik daripada hari kemarin. Bahkan pada hari libur, saya memiliki tujuan dan saya merasa masih perlu menyelesaikan banyak hal. Jika saya merasa telah menyia-nyiakan hari, saya tidak akan tidur nyenyak malam itu."</p> <p>Di atas semuanya itu, ada satu lagi sikap yang sangat menonjol dari Fred. "Saya tidak menganggap mereka sebagai pelanggan pos melainkan sahabat!" tuturnya. Sebuah sikap yang sederhana namun sungguh berdampak. Fred tidak pernah mencari pujian atau pengakuan. Ganjaran dan pengakuan baginya adalah hiasan di atas kue. Kuenya sendiri adalah mengerahkan kerja terbaiknya dan memberikan pelayanan. "Tidak diperlukan banyak waktu untuk membuat orang tersenyum. Dan jika saya mampu membuat seseorang dalam rute antar saya tersenyum, itulah ganjaran atau hadiah untuk saya," ucapnya.</p> <h3>Memberi Lebih</h3> <p>Setiap hari, di mana pun kita berada kita bisa dengan cepat menilai orang-orang yang memberikan nilai tambah. Suatu kali, saya pernah berkunjung ke sebuah pabrik. Beberapa sebelum bel jam pulang kerja berbunyi, para karyawan telah berbaris rapi di pintu keluar. Hanya sebagian kecil yang masih berkutat dengan pekerjaannya seakan hendak berkata bahwa menyelesaikan pekerjaan dengan baik lebih penting daripada pulang tepat waktu.</p> <p>Saya juga kerap mengamati perilaku para supir taksi menghadapi penumpang yang membawa barang banyak. Ada yang segera turun untuk membantu menata barang-barang tersebut di bagasi. Ada juga yang hanya berdiam diri di dalam mobil setelah menekan tombol pembuka pintu bagasi yang terletak di bawah kursi supir.</p> <p>Sikap mau memberi lebih sepeti ditunjukkan Fred sebenarnya dapat dilakukan siapa saja yang memang mau. Langkah yang paling sederhana dimulai dengan mengetahui job description (uraian kerja) lalu kerjakan dengan sebaik-baiknya. Jika ini kita lakukan, setidaknya akan mengurangi penilaian atau komentar negatif terhadap kinerja kita.</p> <p>Langkah berikutnya adalah mencoba mencari tahu apa ekspetasi orang-orang di sekitar kita terhadap kita, kemudian berusaha untuk memenuhi atau melampaui ekspetasi tersebut. Misalnya, seorang atasan tentu berharap agar anak buahnya mampu juga memikirkan solusi dari setiap permasalahan yang diutarakan. Sebaliknya anak buah juga berharap agar atasan peduli dan mau membimbing anak buahnya agar semakin baik.</p> <p>Bagaimana menurut Anda?</p> <p style="text-align: left; " mce_style="text-align: left; ">Artikel oleh : <span style="font-weight: bold;" mce_style="font-weight: bold;">Paulus Winarto</span> (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).</p></div> <div class="feed-description"><p style="text-align: center; " mce_style="text-align: center; "><i>Do a little more than you're paid to. Give a little more than you have to. Try a little harder than you want to. Aim a little higher than you think possible, and give a lot of thanks to God for health, family, and friends.</i></p> <p style="text-align: center; " mce_style="text-align: center; ">- Art Linkletter</p> <p><i>"Selamat pagi Mr. Sanborn! Nama saya Fred dan saya adalah tukang pos Anda. Saya hanya mampir untuk memperkenalkan diri dan mengucapkan selamat datang di lingkungan ini. Saya juga ingin sedikit mengenal Anda dan apa pekerjaan Anda," sapaan bersahabat itu mengawali hubungan antara Mark Sanborn dan Fred Shea.</i></p> <p><i>Fred adalah orang berpenampilan biasa dengan tinggi dan perawakan rata-rata serta kumis tipis. Meski penampilan fisiknya tidak menandakan sesuatu yang luar biasa, ketulusan dan kehangatannya langsung menarik perhatian.</i></p> <p><i>"Saya seorang pembicara profesional," kata Mark. "Jika Anda pembicara profesional, pastinya sering bepergian," ujar Fred. "Ya, saya bepergian antara 160 sampai 200 hari per tahun," jawab Mark.</i></p> <p><i>Sembari mengangguk, Fred melanjutkan, "Kalau begitu, jika Anda bersedia memberikan salinan jadwal Anda, saya akan mengumpulkan surat Anda dan membundelnya. Surat-surat itu hanya akan saya antarkan ketika Anda sudah sampai di rumah sehingga Anda bisa menerimanya langsung."</i></p> <p><i>Terkejut oleh tawaran yang begitu baik hati, Mark merespon, "Kan Anda bisa menaruh surat itu dalam kotak surat di samping rumah? Nanti saya tinggal mengambilnya ketika saya sudah pulang."</i></p> <p><i>Fred mengerutkan kening sambil menggelengkan kepala, "Mr. Sanborn, pencuri sering mengamati tumpukan surat di kotak surat yang menandakan pemilk rumah sedang keluar kota. Salah-salah Anda bisa menjadi korban pencurian nanti."</i></p> <p><i>Seketika itu Mark sadar, kekhawatiran Fred melebihi kekhawatirannya sendiri. "Begini saran saya Mr. Sanborn. Saya akan menaruh surat Anda di kotak surat sepanjang kotak itu masih bisa saya tutup. Dengan begitu, tidak ada yang tahu Anda sedang keluar kota. Sementara kiriman yang tidak muat di kotak surat akan saya letakkan di antara pintu kasa dan pintu depan. Tidak akan ada yang bisa melihatnya di sana. Jika tempat itu sudah terlalu sesak dengan surat, saya akan menyimpan surat-surat tersebut untuk Anda sampai Anda pulang," tawar Fred.</i></p> <p><i>Seiring perjalanan waktu, Mark juga akhirnya tahu bahwa Fred juga bersikap sama kepada pelanggan yang lain. Dalam perjalanannya mengantar surat, Fred membuang iklan yang melekat di pintu dan membereskan koran yang berceceran di trotoar. Ia bahkan memindahkan tempat sampah ke tempat yang tidak begitu terlihat. Rumah pelanggannya terlihat lebih rapi sehingga berkurang satu petunjuk bagi perampok serta orang yang berniat jahat.</i></p> <p>Cerita sederhana tentang sikap seorang tukang pos itu dituangkan Mark Sanborn dalam bukunya The Fred Factor. Cerita tersebut seakan mengingatkan, tidak ada pekerjaan remeh jika dilakukan dengan sepenuh hati sehingga pekerjaan itu sungguh-sungguh memberikan nilai tambah positif. Bagi para pekerja seperti Fred, melayani bukanlah sebuah kewajiban atau beban, melainkan sebuah kesempatan, peluang dan kehormatan.</p> <p>Dalam bukunya, Mark juga mengulas mengapa Fred melakukan semuanya itu? Ada beberapa poin penting yang dilontarkan Fred. Baginya, melayani orang lain akan memberinya kepuasan setiap hati. Prinsip "ketika Anda berbuat baik, Anda akan merasa baik" telah menjadi bagian hidupnya.</p> <p>Selain itu, kata Fred, "Saya adalah kritikus terbesar bagi diri saya sendiri. Saya sering diberitahu bahwa saya itu perfeksionis. Akan tetapi, saya memiliki kebutuhan untuk berprestasi sebanyak mungkin setiap hari. Saya melakukan yang terbaik bagi orang lain yang barangkali tidak selalu tahu apa yang telah saya perbuat untuk mereka. Komitmen pribadi saya adalah melakukan yang terbaik yang saya bisa. Anggaplah setiap hari sebagai hari yang baru dan jadikan setiap hari lebih baik daripada hari kemarin. Bahkan pada hari libur, saya memiliki tujuan dan saya merasa masih perlu menyelesaikan banyak hal. Jika saya merasa telah menyia-nyiakan hari, saya tidak akan tidur nyenyak malam itu."</p> <p>Di atas semuanya itu, ada satu lagi sikap yang sangat menonjol dari Fred. "Saya tidak menganggap mereka sebagai pelanggan pos melainkan sahabat!" tuturnya. Sebuah sikap yang sederhana namun sungguh berdampak. Fred tidak pernah mencari pujian atau pengakuan. Ganjaran dan pengakuan baginya adalah hiasan di atas kue. Kuenya sendiri adalah mengerahkan kerja terbaiknya dan memberikan pelayanan. "Tidak diperlukan banyak waktu untuk membuat orang tersenyum. Dan jika saya mampu membuat seseorang dalam rute antar saya tersenyum, itulah ganjaran atau hadiah untuk saya," ucapnya.</p> <h3>Memberi Lebih</h3> <p>Setiap hari, di mana pun kita berada kita bisa dengan cepat menilai orang-orang yang memberikan nilai tambah. Suatu kali, saya pernah berkunjung ke sebuah pabrik. Beberapa sebelum bel jam pulang kerja berbunyi, para karyawan telah berbaris rapi di pintu keluar. Hanya sebagian kecil yang masih berkutat dengan pekerjaannya seakan hendak berkata bahwa menyelesaikan pekerjaan dengan baik lebih penting daripada pulang tepat waktu.</p> <p>Saya juga kerap mengamati perilaku para supir taksi menghadapi penumpang yang membawa barang banyak. Ada yang segera turun untuk membantu menata barang-barang tersebut di bagasi. Ada juga yang hanya berdiam diri di dalam mobil setelah menekan tombol pembuka pintu bagasi yang terletak di bawah kursi supir.</p> <p>Sikap mau memberi lebih sepeti ditunjukkan Fred sebenarnya dapat dilakukan siapa saja yang memang mau. Langkah yang paling sederhana dimulai dengan mengetahui job description (uraian kerja) lalu kerjakan dengan sebaik-baiknya. Jika ini kita lakukan, setidaknya akan mengurangi penilaian atau komentar negatif terhadap kinerja kita.</p> <p>Langkah berikutnya adalah mencoba mencari tahu apa ekspetasi orang-orang di sekitar kita terhadap kita, kemudian berusaha untuk memenuhi atau melampaui ekspetasi tersebut. Misalnya, seorang atasan tentu berharap agar anak buahnya mampu juga memikirkan solusi dari setiap permasalahan yang diutarakan. Sebaliknya anak buah juga berharap agar atasan peduli dan mau membimbing anak buahnya agar semakin baik.</p> <p>Bagaimana menurut Anda?</p> <p style="text-align: left; " mce_style="text-align: left; ">Artikel oleh : <span style="font-weight: bold;" mce_style="font-weight: bold;">Paulus Winarto</span> (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).</p></div> DIBAYAR LUNAS DENGAN SEGELAS SUSU 2011-08-09T09:56:52+00:00 2011-08-09T09:56:52+00:00 /artikel-motivasi/dibayar-lunas-dengan-segelas-susu.html <div class="feed-description"><p><p>Suatu hari, seorang pemuda miskin, yang menjual barang dari pintu ke pintu untuk membiayai sekolahnya, menemukan dirinya hanya memiliki uang sepeser dan dia kelaparan. Dia akhirnya memutuskan untuk meminta makan di rumah selanjutnya. Namun, dia kehilangan keberaniannya ketika seorang wanita muda cantik membuka pintu rumah. Alih-alih meminta makan, pemuda itu hanya meminta segelas air putih. Wanita itu berpikir bahwa pemuda itu terlihat kelaparan jadi dia membawakannya segelas besar susu. Pemuda itu meminumnya pelan-pelan, dan kemudian bertanya, "Berapa saya berhutang kepada Anda?"</p><p>"Kamu tidak berhutang apa-apa kepada saya," jawab wanita itu. "Ibu saya selalu mengingatkan kami untuk tidak pernah menerima bayaran atas kebaikan yang kami lakukan."</p><p>Pemuda itu kemudian berkata.. "Kalau begitu, saya berterima kasih dari hati saya yang terdalam."</p><p>Pemuda itu bernama Howard Kelly, dia kemudian meninggalkan rumah itu bukan hanya dengan fisik yang lebih kuat, namun juga imannya kepada Tuhan dan orang lain. Sebelumnya, dia sudah ingin menyerah dan berhenti.</p><p>Bertahun-tahun kemudian, wanita muda tadi mengalami sebuah penyakit kritis. Dokter setempat tidak mampu menanganinya. Mereka kemudian mengirimnya ke kota besar dimana ada spesialis yang dapat menangani penyakitnya yang aneh.</p><p>Dr. Howard Kelly dipanggil untuk memberikan konsultasi. Ketika dia mendengar nama kota asal wanita tersebut, sebuah Cahaya aneh memenuhi matanya. Dengan cepat ia bangun dan turun ke aula rumah sakit menuju kamar wanita itu.</p><p>Menggunakan pakaian dokternya dia mengunjungi wanita tersebut. Dr. Kelly langsung mengenali wanita itu, dia kemudian kembali ke ruang konsultasinya dan memutuskan untuk melakukan yang terbaik untuk menyelamatakan nyawanya. Mulai hari itu dia memberikan perhatian khusus kepada kasus wanita tersebut.</p><p>Setelah berjuangan selama beberapa waktu lamanya, akhirnya pertempuran dimenangkan.</p><p>Dr. Kelly kemudian meminta bagian administrasi untuk menagihkan biaya pengobatan wanita tersebut kepadanya. Dia kemudian melihat tagihan tersebut, kemudian menuliskan sesuatu di tagihan tersebut, lalu tagihan tersebut di kirim ke ruangan wanita tersebut. Wanita itu sangat takut untuk membuka tagihan itu, dia yakin membutuhkan seluruh sisa hidupnya untuk membayar biaya pengobatan itu. Akhirnya dia membuka amplop tagihan itu, dan sesuatu menarik perhatiannya di sisi tagihan itu. Dia membaca kalimat ini…</p><p>"Dibayar lunas dengan segelas susu." – tanda tangan – Dr. Howard Kelly.</p><p>Air mata sukacita mengalir di wajah wanita tersebut, dengan bahagia dia berdoa: "Terima kasih Tuhan, karena cinta-Mu telah menyebar melalui hati dan tangan manusia."</p><p>Setiap kemurahan hati yang kita tabur, pasti akan kita tuai. Mungkin tidak selalu seperti kisah di atas, kita tidak selalu menerima timbal balik dari orang yang kita tolong, namun percayalah bahwa Tuhan memiliki banyak cara untuk menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada Anda.</p><p>Sumber: Profec</p></p></div> <div class="feed-description"><p><p>Suatu hari, seorang pemuda miskin, yang menjual barang dari pintu ke pintu untuk membiayai sekolahnya, menemukan dirinya hanya memiliki uang sepeser dan dia kelaparan. Dia akhirnya memutuskan untuk meminta makan di rumah selanjutnya. Namun, dia kehilangan keberaniannya ketika seorang wanita muda cantik membuka pintu rumah. Alih-alih meminta makan, pemuda itu hanya meminta segelas air putih. Wanita itu berpikir bahwa pemuda itu terlihat kelaparan jadi dia membawakannya segelas besar susu. Pemuda itu meminumnya pelan-pelan, dan kemudian bertanya, "Berapa saya berhutang kepada Anda?"</p><p>"Kamu tidak berhutang apa-apa kepada saya," jawab wanita itu. "Ibu saya selalu mengingatkan kami untuk tidak pernah menerima bayaran atas kebaikan yang kami lakukan."</p><p>Pemuda itu kemudian berkata.. "Kalau begitu, saya berterima kasih dari hati saya yang terdalam."</p><p>Pemuda itu bernama Howard Kelly, dia kemudian meninggalkan rumah itu bukan hanya dengan fisik yang lebih kuat, namun juga imannya kepada Tuhan dan orang lain. Sebelumnya, dia sudah ingin menyerah dan berhenti.</p><p>Bertahun-tahun kemudian, wanita muda tadi mengalami sebuah penyakit kritis. Dokter setempat tidak mampu menanganinya. Mereka kemudian mengirimnya ke kota besar dimana ada spesialis yang dapat menangani penyakitnya yang aneh.</p><p>Dr. Howard Kelly dipanggil untuk memberikan konsultasi. Ketika dia mendengar nama kota asal wanita tersebut, sebuah Cahaya aneh memenuhi matanya. Dengan cepat ia bangun dan turun ke aula rumah sakit menuju kamar wanita itu.</p><p>Menggunakan pakaian dokternya dia mengunjungi wanita tersebut. Dr. Kelly langsung mengenali wanita itu, dia kemudian kembali ke ruang konsultasinya dan memutuskan untuk melakukan yang terbaik untuk menyelamatakan nyawanya. Mulai hari itu dia memberikan perhatian khusus kepada kasus wanita tersebut.</p><p>Setelah berjuangan selama beberapa waktu lamanya, akhirnya pertempuran dimenangkan.</p><p>Dr. Kelly kemudian meminta bagian administrasi untuk menagihkan biaya pengobatan wanita tersebut kepadanya. Dia kemudian melihat tagihan tersebut, kemudian menuliskan sesuatu di tagihan tersebut, lalu tagihan tersebut di kirim ke ruangan wanita tersebut. Wanita itu sangat takut untuk membuka tagihan itu, dia yakin membutuhkan seluruh sisa hidupnya untuk membayar biaya pengobatan itu. Akhirnya dia membuka amplop tagihan itu, dan sesuatu menarik perhatiannya di sisi tagihan itu. Dia membaca kalimat ini…</p><p>"Dibayar lunas dengan segelas susu." – tanda tangan – Dr. Howard Kelly.</p><p>Air mata sukacita mengalir di wajah wanita tersebut, dengan bahagia dia berdoa: "Terima kasih Tuhan, karena cinta-Mu telah menyebar melalui hati dan tangan manusia."</p><p>Setiap kemurahan hati yang kita tabur, pasti akan kita tuai. Mungkin tidak selalu seperti kisah di atas, kita tidak selalu menerima timbal balik dari orang yang kita tolong, namun percayalah bahwa Tuhan memiliki banyak cara untuk menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada Anda.</p><p>Sumber: Profec</p></p></div> 6 KAPASITAS KREATIF 2011-08-09T09:50:01+00:00 2011-08-09T09:50:01+00:00 /artikel-motivasi/6-kapasitas-kreatif.html <div class="feed-description"><p><p>Peradaban manusia melalui jaman agraris, industri, informasi dan kini jaman kreatif. Kita dituntut menguasai kemampuan unik di setiap jaman agar bisa bersaing. Apa kemampuan agar kita bisa bersaing di jaman kreatif?</p><p>Generasi kakek kita mengidamkan bekerja di sebuah gedung mulai dari pertama kerja hingga pensiun. Generasi ayah kita mengidamkan pekerjaan tetap yang rutin bekerja dari jam 8 hingga jam 17. Tapi generasi saat ini berharap pekerjaan yang fleksibel, tidak monoton dan bisa mengekspresikan potensi diri.</p><p>Kita hidup dalam jaman yang terus bergerak dan mengalami perubahan. Jaman kakek kita bukan jaman ayah kita dan bukan jaman kita. Jaman kakek nenek kita hanya negara yang mampu mengglobal dalam bentuk penjajahan (Globalisasi 1.0). Jaman ayah kita hanya perusahaan besar yang mampu mengglobal dalam bentuk ekspansi pasar (Globalisasi 2.0).</p><p>Dalam era industri dan informasi, dunia kerja itu rutin, sistematis dan efisien. Kemampuan otak kiri sangat dibutuhkan untuk itu. Pekerjaan mencari siapa yang bisa mengerjakan lebih cepat dan lebih murah. Oleh karena itu, sistem pendidikan dan organisasi kerja kita didesain untuk memenuhi kebutuhan kedua jaman tersebut.</p><p>Jaman kita? Setiap orang bisa mengglobal berkat internet dan media sosial. Setiap orang bisa berkreasi dan mengekspresikannya secara luas. Inilah jaman kreatif. Inilah Globalisasi 3.0. Setiap jaman tersebut membutuhkan kapasitas yang berbeda untuk sukses.</p><p>Tapi di jaman kreatif &nbsp;atau era konseptual, menurut, Daniel H. Pink dalam bukunya A Whole New Mind, dibutuhkan 6 kapasitas baru agar kita bisa bersaing. Enam kapasitas itu adalah sinergi antara otak kiri dan otak kanan yang melahirkan high concept – high touch. Enam kapasitas yang menuntut kita mengimajinasikan ulang sistem pendidikan, karir dan organisasi kerja kita.</p><p>Daniel H. Pink, menuliskan buku A Whole New Mind, sebenarnya sebagai sebuah peringatan bagi bangsa Amerika Serikat agar tidak tertinggal oleh bangsa-bangsa Asia. Nah, karena kita bisa baca buku itu, memgapa tidak kita belajar untuk menguasai 6 kapasitas itu sehingga bisa bersaing di jaman kreatif?</p><p>Sekarang, apa saja <b>6 kapasitas kreatif</b> itu?</p><p>1. <b>Bukan hanya fungsi tetapi juga DESAIN</b>.<br />Dalam membuat produk, jasa dan layanan tidak semata berpikir tentang fungsional. Bukan lagi sekedar membuat sebuah alat yang bisa digunakan untuk mendengarkan berita dan musik bernama radio. Tapi lebih dari itu, kita perlu mendesain radio yang indah, unik dan menyentuh emosi, seperti Radio Magno. Kita perlu kapasitas untuk berpikir desain.</p><p>2.<b> Bukan hanya argumen tetapi juga CERITA</b>.<br />Jaman kita telah dibanjiri oleh berbagai informasi dan data. Tidak cukup lagi meyakinkan orang dengan menggunakan argumen. Kesadaran akan diri dan menciptakan cerita jauh lebih efektif dalam menyentuh emosi orang lain.</p><p>3. <b>Bukan hanya fokus tetapi juga SIMPONI</b>.<br />Jaman industri dan informasi menuntut kita untuk fokus dan spesialisasi pada suatu bidang. Fokus tidak cukup lagi, kita dituntut mampu memandang gambaran besar dan mensintesakan berbagai sumber daya yang ada. Tidak cukup ahli di bidang fashion, tapi juga kemampuan mensinergikan dengan potensi lokal untuk menciptakan Jember Fashion Carnival.</p><p>4. <b>Bukan hanya logis tetapi juga EMPATI</b>.<br />Dalam era setiap orang tehubungan dengan orang lain, tidak cukup logika yang melandasi hubungan tersebut. Kita dituntut mengasah empati kita untuk memahami emosi orang lain. Kemampuan untuk mendengarkan, menghargai dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.</p><p>5. <b>Bukan hanya keseriusan tetapi juga BERMAIN</b>.<br />Jaman industri dan informasi telah menuntut kita untuk bekerja serius dari pagi sampai malam. Keseriusan melahirkan efisiensi. Tapi jaman kreatif membutuhkan ide segar dari kita yang lahir justru ketika kita dalam keadaan bermain yang santai, relaks, dan penuh humor. Perhatikan saja kantor Google yang justru menyediakan banyak arena bermain.</p><p>6. <b>Bukan hanya akumulasi tetapi juga MAKNA</b>.<br />Jaman industri dan informasi membuat orang berlomba-lomba mengakumulasikan hasil kerja atau kekayaan. Ketika kekayaan didapat, seringkali justru perasaan kosong yang lahir. Pada jaman kreatif, orang-orang akan mengimbangi dengan upaya mengejar hasrat agar lebih berarti seperti gerakan sosial yang lahirkan makna hidup dan gerakan spiritualitas.</p><p>Sumber: Profec</p></p></div> <div class="feed-description"><p><p>Peradaban manusia melalui jaman agraris, industri, informasi dan kini jaman kreatif. Kita dituntut menguasai kemampuan unik di setiap jaman agar bisa bersaing. Apa kemampuan agar kita bisa bersaing di jaman kreatif?</p><p>Generasi kakek kita mengidamkan bekerja di sebuah gedung mulai dari pertama kerja hingga pensiun. Generasi ayah kita mengidamkan pekerjaan tetap yang rutin bekerja dari jam 8 hingga jam 17. Tapi generasi saat ini berharap pekerjaan yang fleksibel, tidak monoton dan bisa mengekspresikan potensi diri.</p><p>Kita hidup dalam jaman yang terus bergerak dan mengalami perubahan. Jaman kakek kita bukan jaman ayah kita dan bukan jaman kita. Jaman kakek nenek kita hanya negara yang mampu mengglobal dalam bentuk penjajahan (Globalisasi 1.0). Jaman ayah kita hanya perusahaan besar yang mampu mengglobal dalam bentuk ekspansi pasar (Globalisasi 2.0).</p><p>Dalam era industri dan informasi, dunia kerja itu rutin, sistematis dan efisien. Kemampuan otak kiri sangat dibutuhkan untuk itu. Pekerjaan mencari siapa yang bisa mengerjakan lebih cepat dan lebih murah. Oleh karena itu, sistem pendidikan dan organisasi kerja kita didesain untuk memenuhi kebutuhan kedua jaman tersebut.</p><p>Jaman kita? Setiap orang bisa mengglobal berkat internet dan media sosial. Setiap orang bisa berkreasi dan mengekspresikannya secara luas. Inilah jaman kreatif. Inilah Globalisasi 3.0. Setiap jaman tersebut membutuhkan kapasitas yang berbeda untuk sukses.</p><p>Tapi di jaman kreatif &nbsp;atau era konseptual, menurut, Daniel H. Pink dalam bukunya A Whole New Mind, dibutuhkan 6 kapasitas baru agar kita bisa bersaing. Enam kapasitas itu adalah sinergi antara otak kiri dan otak kanan yang melahirkan high concept – high touch. Enam kapasitas yang menuntut kita mengimajinasikan ulang sistem pendidikan, karir dan organisasi kerja kita.</p><p>Daniel H. Pink, menuliskan buku A Whole New Mind, sebenarnya sebagai sebuah peringatan bagi bangsa Amerika Serikat agar tidak tertinggal oleh bangsa-bangsa Asia. Nah, karena kita bisa baca buku itu, memgapa tidak kita belajar untuk menguasai 6 kapasitas itu sehingga bisa bersaing di jaman kreatif?</p><p>Sekarang, apa saja <b>6 kapasitas kreatif</b> itu?</p><p>1. <b>Bukan hanya fungsi tetapi juga DESAIN</b>.<br />Dalam membuat produk, jasa dan layanan tidak semata berpikir tentang fungsional. Bukan lagi sekedar membuat sebuah alat yang bisa digunakan untuk mendengarkan berita dan musik bernama radio. Tapi lebih dari itu, kita perlu mendesain radio yang indah, unik dan menyentuh emosi, seperti Radio Magno. Kita perlu kapasitas untuk berpikir desain.</p><p>2.<b> Bukan hanya argumen tetapi juga CERITA</b>.<br />Jaman kita telah dibanjiri oleh berbagai informasi dan data. Tidak cukup lagi meyakinkan orang dengan menggunakan argumen. Kesadaran akan diri dan menciptakan cerita jauh lebih efektif dalam menyentuh emosi orang lain.</p><p>3. <b>Bukan hanya fokus tetapi juga SIMPONI</b>.<br />Jaman industri dan informasi menuntut kita untuk fokus dan spesialisasi pada suatu bidang. Fokus tidak cukup lagi, kita dituntut mampu memandang gambaran besar dan mensintesakan berbagai sumber daya yang ada. Tidak cukup ahli di bidang fashion, tapi juga kemampuan mensinergikan dengan potensi lokal untuk menciptakan Jember Fashion Carnival.</p><p>4. <b>Bukan hanya logis tetapi juga EMPATI</b>.<br />Dalam era setiap orang tehubungan dengan orang lain, tidak cukup logika yang melandasi hubungan tersebut. Kita dituntut mengasah empati kita untuk memahami emosi orang lain. Kemampuan untuk mendengarkan, menghargai dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.</p><p>5. <b>Bukan hanya keseriusan tetapi juga BERMAIN</b>.<br />Jaman industri dan informasi telah menuntut kita untuk bekerja serius dari pagi sampai malam. Keseriusan melahirkan efisiensi. Tapi jaman kreatif membutuhkan ide segar dari kita yang lahir justru ketika kita dalam keadaan bermain yang santai, relaks, dan penuh humor. Perhatikan saja kantor Google yang justru menyediakan banyak arena bermain.</p><p>6. <b>Bukan hanya akumulasi tetapi juga MAKNA</b>.<br />Jaman industri dan informasi membuat orang berlomba-lomba mengakumulasikan hasil kerja atau kekayaan. Ketika kekayaan didapat, seringkali justru perasaan kosong yang lahir. Pada jaman kreatif, orang-orang akan mengimbangi dengan upaya mengejar hasrat agar lebih berarti seperti gerakan sosial yang lahirkan makna hidup dan gerakan spiritualitas.</p><p>Sumber: Profec</p></p></div> KEHILANGAN KOIN TUA (Haryanto Kandani) 2011-07-01T07:35:48+00:00 2011-07-01T07:35:48+00:00 /artikel-motivasi/kehilangan-koin-tua-haryanto-kandani.html <div class="feed-description"><p></p><p>Dalam kehidupan ini ada beragam cara seseorang menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis, protes pada takdir, hingga bunuh diri. Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar? Barangkali kisah yang di adaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi.</p><p>Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.</p><p>Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.&nbsp;</p><p>Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok dan tua," gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.</p><p>"Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.&nbsp;</p><p>Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.</p><p>Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.&nbsp;</p><p>Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.</p><p>Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.&nbsp;</p><p>Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.</p><p>Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?&nbsp;</p><p>Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok dan tua yang kutemukan tadi pagi".&nbsp;</p><p>Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN TUHAN. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?</p><p></p></div> <div class="feed-description"><p></p><p>Dalam kehidupan ini ada beragam cara seseorang menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis, protes pada takdir, hingga bunuh diri. Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar? Barangkali kisah yang di adaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi.</p><p>Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.</p><p>Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.&nbsp;</p><p>Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok dan tua," gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.</p><p>"Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.&nbsp;</p><p>Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.</p><p>Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.&nbsp;</p><p>Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.</p><p>Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.&nbsp;</p><p>Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.</p><p>Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?&nbsp;</p><p>Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok dan tua yang kutemukan tadi pagi".&nbsp;</p><p>Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN TUHAN. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?</p><p></p></div> KACA JENDELA YANG KOTOR (Andrew Ho) 2011-06-20T08:05:04+00:00 2011-06-20T08:05:04+00:00 /artikel-motivasi/kaca-jendela-yang-kotor-andrew-ho.html <div class="feed-description"><p style="text-align: center; "><i>"If the doors of perception were cleansed, everything would appear as it is – infinite. – Jika pintu persepsi dibersihkan, segala hal akan nampak sebagaimana adanya – sangat luar biasa."&nbsp;</i></p><p style="text-align: center; "><b>William Blake</b></p><p>Sebelum memulai membahas artikel ini saya akan menceritakan sebuah peristiwa yang dialami sepasang suami istri. Pasangan tersebut baru pindah ke sebuah kontrakan baru di kampung padat penduduk. Setiap pagi di depan rumah mereka banyak orang sibuk mencuci dan menjemur pakaian.</p><p>Pada hari I, sang istri berkomentar, "Aneh ya, kenapa orang-orang kalau mencuci pakaian sama sekali tidak bersih. Kotorannya masih tebal begitu."&nbsp;</p><p>Seminggu berlalu, dan sang istri selalu berkomentar bahwa cucian warga yang dijemur di depan kontrakan mereka itu masih sangat kotor. Selama seminggu sang suami hanya diam saja mendengar komentar-komentar istrinya. Lalu pada hari ke-8, si istri memberikan komentar lagi seperti biasa.&nbsp;</p><p>"Nah, itu baru bersih. Pak, lihat cucian mereka sekarang menjadi bersih sekali. Tapi kenapa kemarin-kemarin cucian mereka begitu kotor ya?" gumam si istri.&nbsp;</p><p>"Tadi pagi saya bangun pagi-pagi sekali. Saya bersihkan semua kaca jendela rumah kita sampai betul-betul bersih," jawab suaminya seraya pergi meninggalkan si istri yang masih terperangah.&nbsp;</p><p>Kehidupan ini berkaitan erat dengan persepsi, yaitu cara pandang berdasarkan pola pikir dan perilaku individu masing-masing. Setiap orang dapat mendeskripsikan situasi atau kejadian secara berbeda berdasarkan penglihatan mereka. Persepsi itu akan mempengaruhi pola pikir serta tindakan kita selanjutnya.</p><p>Realitas kehidupan ini terbentuk oleh persepsi kita atau cara pandang kita terhadap segala sesuatu. Apa yang Anda yakini, itulah yang Anda terima. Tetapi seandainya kita mampu mengubahnya (persepsi) menjadi positif, maka segala sesuatu dalam kehidupan ini akan nampak lebih menyenangkan.</p><p>Dr. Wayne Dyer mengatakan, "When you change the way you look at things, the things you look at change. – Ketika Anda mengubah cara pandang terhadap sesuatu, maka apa yang Anda lihat akan berubah." Inilah beberapa hal pokok untuk menghancurkan persepsi negatif dan menciptakan kehidupan yang seharusnya Anda nikmati.</p><p>Pertama adalah selalu berusaha membiasakan diri fokus pada nilai-nilai positif, maka persepsi kita menjadi lebih positif. Contoh ketika kita fokus pada kekurangan seseorang, maka kita akan terus mencari kekurangannya. Tetapi jika kita fokus pada kebaikan seseorang, maka kita akan terus berusaha mencari kebaikan di dalam dirinya dan semakin tertarik pada orang tersebut, bahkan terinspirasi olehnya.&nbsp;</p><p>Mungkin sama seperti awal orang sedang dalam masa pacaran, pasti masing-masing memandang pasangan serasa tak memiliki kekurangan karena yang terlihat kelebihannya saja. Hari-hari senantiasa romantis, sebab dalam hubungan itu masing-masing hanya fokus pada sifat-sifat yang positif dan menarik. Semakin ia fokus pada kualitas positif, maka ia pun melihat pasangan semakin menakjubkan sehingga makin jatuh cinta. Begitupun sebaliknya.</p><p>Cara lain untuk menjaga persepsi Anda tetap positif adalah dengan selalu berpikir dan bersikap optimis. Saya sangat sependapat dengan Henry Ford yang pernah mengatakan, "If you think you can or if you think you can't either way you're always right. – Jika Anda berpikir Anda bisa atau jika Anda berpikir tidak bisa, itu pasti terjadi." Berpikir dan bersikap optimis tentu membantu persepsi Anda lebih jernih, sehingga nampak jelas peluang-peluang baru yang dapat menolong situasi Anda atau memandu Anda menuju sukses dan kebahagiaan.</p><p>Berpikir terbuka dan bersedia belajar tentang banyak hal merupakan salah satu upaya untuk menjernihkan persepsi. Kehidupan ini sangat lengkap artinya terdiri dari beragam situasi, sebab, macam, dan lain sebagainya. Tidak mungkin seseorang menguasai semua ilmu atau menyelami pikiran banyak orang di dunia. Jadi sebaiknya jangan terburu-buru menciptakan kesimpulan, melainkan mencari pelajaran positif yang dapat dipetik sebagai bekal untuk berpikir dan bertindak lebih bijaksana.</p><p>Contoh akhir-akhir ini media cetak maupun elektronik di tanah air bahkan luar negri sedang dihebohkan video asusila artis papan atas. Jika benar mereka melakukan tindak asusila itu, bukan berarti semua perilaku mereka negatif. Alangkah bijaksana jika kita menjadikan hal itu sebagai pembelajaran untuk tidak mencoba melanggar norma susila, agama maupun hukum, apapun profesi yang kita jalani, karena dampak buruknya sangat luar biasa tak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga keluarga dan masyarakat.</p><p>Jika saya perhatikan, orang-orang yang hidupnya cukup sukses di dunia ini senantiasa menjaga persepsi mereka tetap positif. Sehingga sikap dan tindakan mereka juga positif, contohnya tekun berusaha, rendah hati, disiplin, cermat atau berhati-hati dalam segala hal dan lain sebagainya. Disamping itu, mereka mampu melakukan tanggung jawab dengan baik dan menghasilkan karya luar biasa.</p><p>Persepsi seumpama `kaca jendela' untuk melihat segala sesuatu nampak baik atau buruk. Ketika Anda mampu menjadikan persepsi selalu positif, maka Anda juga mempunyai kekuatan untuk melihat segala hal dengan lebih jernih, penuh optimisme, semangat, kasih sayang dan cinta, dan lain sebagainya, sehingga membantu Anda selalu bersikap positif dan tidak menyerah pada keadaan sesulit apapun untuk meraih sukses dan kebahagiaan. Oleh sebab itu, jika Anda ingin mencapai hasil akhir yang menyenangkan, maka jangan pernah membiarkan 'kaca jendela' Anda kotor.</p><p></p><p>Artikel oleh :&nbsp;<b>Andrew Ho</b>&nbsp;(pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku bestseller)</p></div> <div class="feed-description"><p style="text-align: center; "><i>"If the doors of perception were cleansed, everything would appear as it is – infinite. – Jika pintu persepsi dibersihkan, segala hal akan nampak sebagaimana adanya – sangat luar biasa."&nbsp;</i></p><p style="text-align: center; "><b>William Blake</b></p><p>Sebelum memulai membahas artikel ini saya akan menceritakan sebuah peristiwa yang dialami sepasang suami istri. Pasangan tersebut baru pindah ke sebuah kontrakan baru di kampung padat penduduk. Setiap pagi di depan rumah mereka banyak orang sibuk mencuci dan menjemur pakaian.</p><p>Pada hari I, sang istri berkomentar, "Aneh ya, kenapa orang-orang kalau mencuci pakaian sama sekali tidak bersih. Kotorannya masih tebal begitu."&nbsp;</p><p>Seminggu berlalu, dan sang istri selalu berkomentar bahwa cucian warga yang dijemur di depan kontrakan mereka itu masih sangat kotor. Selama seminggu sang suami hanya diam saja mendengar komentar-komentar istrinya. Lalu pada hari ke-8, si istri memberikan komentar lagi seperti biasa.&nbsp;</p><p>"Nah, itu baru bersih. Pak, lihat cucian mereka sekarang menjadi bersih sekali. Tapi kenapa kemarin-kemarin cucian mereka begitu kotor ya?" gumam si istri.&nbsp;</p><p>"Tadi pagi saya bangun pagi-pagi sekali. Saya bersihkan semua kaca jendela rumah kita sampai betul-betul bersih," jawab suaminya seraya pergi meninggalkan si istri yang masih terperangah.&nbsp;</p><p>Kehidupan ini berkaitan erat dengan persepsi, yaitu cara pandang berdasarkan pola pikir dan perilaku individu masing-masing. Setiap orang dapat mendeskripsikan situasi atau kejadian secara berbeda berdasarkan penglihatan mereka. Persepsi itu akan mempengaruhi pola pikir serta tindakan kita selanjutnya.</p><p>Realitas kehidupan ini terbentuk oleh persepsi kita atau cara pandang kita terhadap segala sesuatu. Apa yang Anda yakini, itulah yang Anda terima. Tetapi seandainya kita mampu mengubahnya (persepsi) menjadi positif, maka segala sesuatu dalam kehidupan ini akan nampak lebih menyenangkan.</p><p>Dr. Wayne Dyer mengatakan, "When you change the way you look at things, the things you look at change. – Ketika Anda mengubah cara pandang terhadap sesuatu, maka apa yang Anda lihat akan berubah." Inilah beberapa hal pokok untuk menghancurkan persepsi negatif dan menciptakan kehidupan yang seharusnya Anda nikmati.</p><p>Pertama adalah selalu berusaha membiasakan diri fokus pada nilai-nilai positif, maka persepsi kita menjadi lebih positif. Contoh ketika kita fokus pada kekurangan seseorang, maka kita akan terus mencari kekurangannya. Tetapi jika kita fokus pada kebaikan seseorang, maka kita akan terus berusaha mencari kebaikan di dalam dirinya dan semakin tertarik pada orang tersebut, bahkan terinspirasi olehnya.&nbsp;</p><p>Mungkin sama seperti awal orang sedang dalam masa pacaran, pasti masing-masing memandang pasangan serasa tak memiliki kekurangan karena yang terlihat kelebihannya saja. Hari-hari senantiasa romantis, sebab dalam hubungan itu masing-masing hanya fokus pada sifat-sifat yang positif dan menarik. Semakin ia fokus pada kualitas positif, maka ia pun melihat pasangan semakin menakjubkan sehingga makin jatuh cinta. Begitupun sebaliknya.</p><p>Cara lain untuk menjaga persepsi Anda tetap positif adalah dengan selalu berpikir dan bersikap optimis. Saya sangat sependapat dengan Henry Ford yang pernah mengatakan, "If you think you can or if you think you can't either way you're always right. – Jika Anda berpikir Anda bisa atau jika Anda berpikir tidak bisa, itu pasti terjadi." Berpikir dan bersikap optimis tentu membantu persepsi Anda lebih jernih, sehingga nampak jelas peluang-peluang baru yang dapat menolong situasi Anda atau memandu Anda menuju sukses dan kebahagiaan.</p><p>Berpikir terbuka dan bersedia belajar tentang banyak hal merupakan salah satu upaya untuk menjernihkan persepsi. Kehidupan ini sangat lengkap artinya terdiri dari beragam situasi, sebab, macam, dan lain sebagainya. Tidak mungkin seseorang menguasai semua ilmu atau menyelami pikiran banyak orang di dunia. Jadi sebaiknya jangan terburu-buru menciptakan kesimpulan, melainkan mencari pelajaran positif yang dapat dipetik sebagai bekal untuk berpikir dan bertindak lebih bijaksana.</p><p>Contoh akhir-akhir ini media cetak maupun elektronik di tanah air bahkan luar negri sedang dihebohkan video asusila artis papan atas. Jika benar mereka melakukan tindak asusila itu, bukan berarti semua perilaku mereka negatif. Alangkah bijaksana jika kita menjadikan hal itu sebagai pembelajaran untuk tidak mencoba melanggar norma susila, agama maupun hukum, apapun profesi yang kita jalani, karena dampak buruknya sangat luar biasa tak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga keluarga dan masyarakat.</p><p>Jika saya perhatikan, orang-orang yang hidupnya cukup sukses di dunia ini senantiasa menjaga persepsi mereka tetap positif. Sehingga sikap dan tindakan mereka juga positif, contohnya tekun berusaha, rendah hati, disiplin, cermat atau berhati-hati dalam segala hal dan lain sebagainya. Disamping itu, mereka mampu melakukan tanggung jawab dengan baik dan menghasilkan karya luar biasa.</p><p>Persepsi seumpama `kaca jendela' untuk melihat segala sesuatu nampak baik atau buruk. Ketika Anda mampu menjadikan persepsi selalu positif, maka Anda juga mempunyai kekuatan untuk melihat segala hal dengan lebih jernih, penuh optimisme, semangat, kasih sayang dan cinta, dan lain sebagainya, sehingga membantu Anda selalu bersikap positif dan tidak menyerah pada keadaan sesulit apapun untuk meraih sukses dan kebahagiaan. Oleh sebab itu, jika Anda ingin mencapai hasil akhir yang menyenangkan, maka jangan pernah membiarkan 'kaca jendela' Anda kotor.</p><p></p><p>Artikel oleh :&nbsp;<b>Andrew Ho</b>&nbsp;(pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku bestseller)</p></div> BUANGLAH 5 FAKTOR PENGHAMBAT KARIR ANDA! (Dadang Kadarusman) 2011-06-20T08:05:04+00:00 2011-06-20T08:05:04+00:00 /artikel-motivasi/buanglah-5-faktor-penghambat-karir-anda-dadang-kadarusman.html <div class="feed-description"><p><p>Setiap orang yang hidupnya bergantung kepada gaji adalah seorang buruh; sekalipun pangkatnya direktur utama. Mengapa para direktur tidak ikut-ikutan demonstrasi untuk memperingati tanggal 1 Mei sebagai hari buruh? Karena, orang yang karirnya bagus tidak lagi disebut buruh. Sedangkan mereka yang karirnya buruk, biasanya memang disebut sebagai buruh. Jika Anda seorang karyawan; maka pastikanlah bahwa Anda memang layak untuk tidak menyandang gelar sebagai buruh. Bagaimana caranya?</p><p>Sederhana saja; bangunlah karir Anda sampai ke titik dimana Anda layak dihormati dan dihargai tinggi. Agar bisa membangun karir dengan baik, maka Anda harus membuang jauh-jauh mental ‘b-u-r-u-h’. Mengapa demikian? Karena mental b-u-r-u-h itu menyimpan 5 faktor penghambat karir yang sangat mematikan. Apa sajakah kelima faktor itu? Berikut ini uraiannya.</p><p>1. B=Bersembunyi dibalik topeng ‘nasib’. Baik atau buruknya karir seseorang sama sekali tidak ada hubungannya dengan nasib. Perhatikan para pekerja gagal. Mereka menganggap bahwa mandeknya karir dan bayaran mereka sudah menjadi nasib sehingga tidak terdorong untuk menggeliat bangkit dari posisi rendahnya. Walhasil, dari tahun ke tahun tidak ada perbaikan jabatan dan pendapatan signifikan yang mereka dapatkan. Jadilah karyawan yang berani berjuang untuk memperbaiki karir sendiri karena nasib selalu mengikuti ikhtiar yang Anda lakukan.</p><p>2. U=Ulet hanya ketika diawasi oleh atasan. Sudah bukan rahasia lagi jika banyak sekali karyawan yang ulet, gigih, dan giat hanya ketika ada atasannya saja. Tapi saat atasannya tidak ada; mereka berleha-leha atau mengerjakan sesuatu yang tidak produktif pada jam kerja. Para pegawai berdasi pun banyak yang memiliki perilaku seperti ini. Padahal, sikap seperti ini jelas sekali menunjukkan jika mereka tidak layak untuk mendapatkan tanggungjawab yang lebih besar. Jadilah karyawan yang bisa diandalkan, baik ada atau tidaknya atasan; karena kualitas seseorang dinilai dari tanggungjawab pribadinya ketika dia sedang sendirian. &nbsp;&nbsp;</p><p>3. R=Rendah diri. Kita sering keliru menempatkan kerendahan hati dengan sifat rendah diri. Ketika berhadapan dengan senior atau orang yang pendidikannya lebih tinggi, kita merasa kecil sekali. Padahal sebagian besar manager atau direktur pada mulanya adalah orang-orang yang menduduki posisi rendah seperti kebanyakan karyawan lainnya. Sifat rendah diri mengungkung orang dalam kotak inferioritas sehingga kapasitas dirinya tidak terdaya gunakan. Jadilah karyawan yang rendah hati, karena mereka yang rendah hati memiliki kualitas diri yang tinggi, namun tetap bersikap arif, positif dan konstruktif.</p><p>4. U=Unjuk rasa melampaui unjuk prestasi. Unjuk rasa tidak selalu harus turun ke jalan. Protes soal kenaikan gaji adalah contoh nyata unjuk rasa yang sering terjadi di kantor-kantor. Menggunjingkan atasan dan managemen di kantin atau toilet juga merupakan bentuk unjuk rasa yang tidak sehat. Perhatikan para karyawan yang tidak puas dengan kebijakan perusahaan. Mereka berkasak-kusuk sambil mengkorupsi jam kerja. Padahal, itu semakin menunjukkan kualitas buruk mereka. Jadilah karyawan yang rajin unjuk prestasi, karena prestasi membuka peluang untuk mendapatkan kesempatan dan pendapatan yang lebih besar. &nbsp;&nbsp;</p><p>5. H=Hitung-hitungan soal pekerjaan dan imbalan. Banyak sekali karyawan potensial yang akhirnya gagal membangun karirnya hanya karena merasa tidak dibayar dengan pantas. “Kalau gua digaji cuma segini, ngapain mesti kerja keras?’ begitu katanya. Padahal, sikap seperti itu tidak merugikan perusahaan lebih dari kerugian yang dialami oleh orang itu sendiri. Mereka membuang peluang untuk mengkonversi potensi dirinya menjadi karir yang cemerlang. Jadilah karyawan yang berfokus kepada kontribusi yang tinggi, karena bayaran atau imbalan akan mengikutinya kemudian. &nbsp;&nbsp;</p><p>Jika Anda mampu membuang mental ‘b-u-r-u-h’ yang sudah saya jelaskan diatas, maka Anda tidak akan menjadi buruh rendahan. Sebaliknya, Anda akan menjadi karyawan yang ketika pensiun nanti; memiliki sesuatu yang layak untuk dibanggakan.</p><p>Artikel oleh : <b>Dadang Kadarusman</b></p></p></div> <div class="feed-description"><p><p>Setiap orang yang hidupnya bergantung kepada gaji adalah seorang buruh; sekalipun pangkatnya direktur utama. Mengapa para direktur tidak ikut-ikutan demonstrasi untuk memperingati tanggal 1 Mei sebagai hari buruh? Karena, orang yang karirnya bagus tidak lagi disebut buruh. Sedangkan mereka yang karirnya buruk, biasanya memang disebut sebagai buruh. Jika Anda seorang karyawan; maka pastikanlah bahwa Anda memang layak untuk tidak menyandang gelar sebagai buruh. Bagaimana caranya?</p><p>Sederhana saja; bangunlah karir Anda sampai ke titik dimana Anda layak dihormati dan dihargai tinggi. Agar bisa membangun karir dengan baik, maka Anda harus membuang jauh-jauh mental ‘b-u-r-u-h’. Mengapa demikian? Karena mental b-u-r-u-h itu menyimpan 5 faktor penghambat karir yang sangat mematikan. Apa sajakah kelima faktor itu? Berikut ini uraiannya.</p><p>1. B=Bersembunyi dibalik topeng ‘nasib’. Baik atau buruknya karir seseorang sama sekali tidak ada hubungannya dengan nasib. Perhatikan para pekerja gagal. Mereka menganggap bahwa mandeknya karir dan bayaran mereka sudah menjadi nasib sehingga tidak terdorong untuk menggeliat bangkit dari posisi rendahnya. Walhasil, dari tahun ke tahun tidak ada perbaikan jabatan dan pendapatan signifikan yang mereka dapatkan. Jadilah karyawan yang berani berjuang untuk memperbaiki karir sendiri karena nasib selalu mengikuti ikhtiar yang Anda lakukan.</p><p>2. U=Ulet hanya ketika diawasi oleh atasan. Sudah bukan rahasia lagi jika banyak sekali karyawan yang ulet, gigih, dan giat hanya ketika ada atasannya saja. Tapi saat atasannya tidak ada; mereka berleha-leha atau mengerjakan sesuatu yang tidak produktif pada jam kerja. Para pegawai berdasi pun banyak yang memiliki perilaku seperti ini. Padahal, sikap seperti ini jelas sekali menunjukkan jika mereka tidak layak untuk mendapatkan tanggungjawab yang lebih besar. Jadilah karyawan yang bisa diandalkan, baik ada atau tidaknya atasan; karena kualitas seseorang dinilai dari tanggungjawab pribadinya ketika dia sedang sendirian. &nbsp;&nbsp;</p><p>3. R=Rendah diri. Kita sering keliru menempatkan kerendahan hati dengan sifat rendah diri. Ketika berhadapan dengan senior atau orang yang pendidikannya lebih tinggi, kita merasa kecil sekali. Padahal sebagian besar manager atau direktur pada mulanya adalah orang-orang yang menduduki posisi rendah seperti kebanyakan karyawan lainnya. Sifat rendah diri mengungkung orang dalam kotak inferioritas sehingga kapasitas dirinya tidak terdaya gunakan. Jadilah karyawan yang rendah hati, karena mereka yang rendah hati memiliki kualitas diri yang tinggi, namun tetap bersikap arif, positif dan konstruktif.</p><p>4. U=Unjuk rasa melampaui unjuk prestasi. Unjuk rasa tidak selalu harus turun ke jalan. Protes soal kenaikan gaji adalah contoh nyata unjuk rasa yang sering terjadi di kantor-kantor. Menggunjingkan atasan dan managemen di kantin atau toilet juga merupakan bentuk unjuk rasa yang tidak sehat. Perhatikan para karyawan yang tidak puas dengan kebijakan perusahaan. Mereka berkasak-kusuk sambil mengkorupsi jam kerja. Padahal, itu semakin menunjukkan kualitas buruk mereka. Jadilah karyawan yang rajin unjuk prestasi, karena prestasi membuka peluang untuk mendapatkan kesempatan dan pendapatan yang lebih besar. &nbsp;&nbsp;</p><p>5. H=Hitung-hitungan soal pekerjaan dan imbalan. Banyak sekali karyawan potensial yang akhirnya gagal membangun karirnya hanya karena merasa tidak dibayar dengan pantas. “Kalau gua digaji cuma segini, ngapain mesti kerja keras?’ begitu katanya. Padahal, sikap seperti itu tidak merugikan perusahaan lebih dari kerugian yang dialami oleh orang itu sendiri. Mereka membuang peluang untuk mengkonversi potensi dirinya menjadi karir yang cemerlang. Jadilah karyawan yang berfokus kepada kontribusi yang tinggi, karena bayaran atau imbalan akan mengikutinya kemudian. &nbsp;&nbsp;</p><p>Jika Anda mampu membuang mental ‘b-u-r-u-h’ yang sudah saya jelaskan diatas, maka Anda tidak akan menjadi buruh rendahan. Sebaliknya, Anda akan menjadi karyawan yang ketika pensiun nanti; memiliki sesuatu yang layak untuk dibanggakan.</p><p>Artikel oleh : <b>Dadang Kadarusman</b></p></p></div> TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN & PERASAAN #6 (Putera Lengkong) 2011-06-20T07:53:27+00:00 2011-06-20T07:53:27+00:00 /artikel-motivasi/tips-instan-mengelola-pikiran-a-perasaan-6-putera-lengkong.html <div class="feed-description"><p><p><b>TIPS 6: GENERALISASI</b></p><p>Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda perlu merubah GENERALISASI Anda. Manusia suka menggeneralisasi utk menyederhanakan atau membuat kesimpulan dengan mudah.</p><p>Pengalaman seorang teman wanita yg mengalami masalah dalam hubungannya dengan pria sebanyak 3x (diputus, dipermainkan) lalu dengan mudahnya dia menggeneralisasi bahwa semua pria, termasuk teman baiknya ini (yaitu: saya), adalah ’buaya darat’ berdasarkan pengalaman 3x nya tersebut.</p><p>Seorang klien yg ditipu oleh tenaga penjual beberapa kali (delivery tdk sesuai kontrak, janji yg meleset, ’cuci tangan’, spesifikasi tdk sesuai, dlsbnya) kemudian menggeneralisasi bahwa semua tenaga penjual adalah tukang tipu.</p><p>Oknum PNS yg ’nakal’, melakukan pungli, KKN, berprinsip ’pelayanan cepat asal ada tip’, dlsbnya kemudian digeneralisasi dan disamaratakan oleh masyarakat sebagai cap utk semua PNS.</p><p>Generalisasi tsb di atas semuanya kurang bermanfaat kalau tidak mendukung pencapaian sasaran. Wanita tsb akan bersikap dingin kepada semua pria. Klien di atas akan acuh dan curiga terhadap semua tenaga penjual. Masyarakat akan bersikap antipati terhadap semua kebijakan pemerintah.</p><p>Sebaliknya kalau wanita di atas mengubah generalisasinya bahwa: ”Semua manusia pasti ada jodohnya”, ”Manusia diciptakan berpasangan”, ”Tuhan sudah menciptakan pria yg sesuai utk saya di luar sana. Yang perlu saya lakukan adalah lebih berhati-hati selanjutnya!”</p><p>Kira-kira di dalam konteks mendapatkan pasangan lagi, generalisasi mana yg lebih bermanfaat untuk si wanita? TEPAT, yg kedua, ya!</p><p>Untuk konteks saya, saya menggeneralisasi bahwa: Jika dia BISA, saya juga pasti BISA. Saya hanya perlu melakukannya LEBIH SERING, LEBIH BANYAK, LEBIH KUAT, LEBIH CEPAT, LEBIH GIAT!</p><p>Masih ingat sharing saya di awal tentang masa-masa terkelam dalam hidup saya, termasuk biaya pernikahan harus saya cicil 6x? Saya menggeneralisasi bahwa hidup itu seperti roda berputar: Suatu saat saya pasti akan berada di PUNCAK! Dan ketika berada di PUNCAK, saya akan terus meng-upgrade diri sehingga selalu lebih siap dan lebih bijak menghadapi apapun.</p><p><b>KESIMPULAN:</b></p><p>1. Apa yg Anda ISIkan atau INPUT (gambar, video, suara, musik) di ’teater’ kepala Anda akan menentukan OUTPUTnya seperti apa! Pikiran dan perasaan Anda dipengaruhi oleh apa yg Anda INPUT atau ISIkan!</p><p>2. Kalau Anda belum mencapai apa yg Anda inginkan saat ini, saatnya Anda mengganti FOKUS, DISTORSI, dan GENERALISASI Anda!</p><p>3. Anda mempunyai PILIHAN untuk mengisikan hal-hal yg bermanfaat dan mendukung pencapaian outcome atau sebaliknya. Anda yg bertanggung jawab!</p><p>4. Untuk mencapai outcome tsb harus FLEKSIBEL CARAnya yaitu menyesuaikan kemampuan dengan target/goal.</p><p>5. Bangunlah jaringan dan relasi yg EKOLOGI dengan sebanyak mungkin pihak dan FOKUS dengan/kepada mereka yg bisa membantu Anda dalam pencapaian sasaran.</p><p>6. TEORI SAJA TIDAK CUKUP PREN, PRAKTEKKK!!! PRAKTEKKK!!! PRAKTEKKK!!!</p><p>Artikel oleh : <b>Putera Lengkong</b>, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)</p></p></div> <div class="feed-description"><p><p><b>TIPS 6: GENERALISASI</b></p><p>Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda perlu merubah GENERALISASI Anda. Manusia suka menggeneralisasi utk menyederhanakan atau membuat kesimpulan dengan mudah.</p><p>Pengalaman seorang teman wanita yg mengalami masalah dalam hubungannya dengan pria sebanyak 3x (diputus, dipermainkan) lalu dengan mudahnya dia menggeneralisasi bahwa semua pria, termasuk teman baiknya ini (yaitu: saya), adalah ’buaya darat’ berdasarkan pengalaman 3x nya tersebut.</p><p>Seorang klien yg ditipu oleh tenaga penjual beberapa kali (delivery tdk sesuai kontrak, janji yg meleset, ’cuci tangan’, spesifikasi tdk sesuai, dlsbnya) kemudian menggeneralisasi bahwa semua tenaga penjual adalah tukang tipu.</p><p>Oknum PNS yg ’nakal’, melakukan pungli, KKN, berprinsip ’pelayanan cepat asal ada tip’, dlsbnya kemudian digeneralisasi dan disamaratakan oleh masyarakat sebagai cap utk semua PNS.</p><p>Generalisasi tsb di atas semuanya kurang bermanfaat kalau tidak mendukung pencapaian sasaran. Wanita tsb akan bersikap dingin kepada semua pria. Klien di atas akan acuh dan curiga terhadap semua tenaga penjual. Masyarakat akan bersikap antipati terhadap semua kebijakan pemerintah.</p><p>Sebaliknya kalau wanita di atas mengubah generalisasinya bahwa: ”Semua manusia pasti ada jodohnya”, ”Manusia diciptakan berpasangan”, ”Tuhan sudah menciptakan pria yg sesuai utk saya di luar sana. Yang perlu saya lakukan adalah lebih berhati-hati selanjutnya!”</p><p>Kira-kira di dalam konteks mendapatkan pasangan lagi, generalisasi mana yg lebih bermanfaat untuk si wanita? TEPAT, yg kedua, ya!</p><p>Untuk konteks saya, saya menggeneralisasi bahwa: Jika dia BISA, saya juga pasti BISA. Saya hanya perlu melakukannya LEBIH SERING, LEBIH BANYAK, LEBIH KUAT, LEBIH CEPAT, LEBIH GIAT!</p><p>Masih ingat sharing saya di awal tentang masa-masa terkelam dalam hidup saya, termasuk biaya pernikahan harus saya cicil 6x? Saya menggeneralisasi bahwa hidup itu seperti roda berputar: Suatu saat saya pasti akan berada di PUNCAK! Dan ketika berada di PUNCAK, saya akan terus meng-upgrade diri sehingga selalu lebih siap dan lebih bijak menghadapi apapun.</p><p><b>KESIMPULAN:</b></p><p>1. Apa yg Anda ISIkan atau INPUT (gambar, video, suara, musik) di ’teater’ kepala Anda akan menentukan OUTPUTnya seperti apa! Pikiran dan perasaan Anda dipengaruhi oleh apa yg Anda INPUT atau ISIkan!</p><p>2. Kalau Anda belum mencapai apa yg Anda inginkan saat ini, saatnya Anda mengganti FOKUS, DISTORSI, dan GENERALISASI Anda!</p><p>3. Anda mempunyai PILIHAN untuk mengisikan hal-hal yg bermanfaat dan mendukung pencapaian outcome atau sebaliknya. Anda yg bertanggung jawab!</p><p>4. Untuk mencapai outcome tsb harus FLEKSIBEL CARAnya yaitu menyesuaikan kemampuan dengan target/goal.</p><p>5. Bangunlah jaringan dan relasi yg EKOLOGI dengan sebanyak mungkin pihak dan FOKUS dengan/kepada mereka yg bisa membantu Anda dalam pencapaian sasaran.</p><p>6. TEORI SAJA TIDAK CUKUP PREN, PRAKTEKKK!!! PRAKTEKKK!!! PRAKTEKKK!!!</p><p>Artikel oleh : <b>Putera Lengkong</b>, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)</p></p></div> TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN & PERASAAN #5 (Putera Lengkong) 2011-06-20T07:52:10+00:00 2011-06-20T07:52:10+00:00 /artikel-motivasi/tips-instan-mengelola-pikiran-a-perasaan-5-putera-lengkong.html <div class="feed-description"><p></p><p><b>TIPS 5: DISTORSI</b></p><p>Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda perlu merubah DISTORSI Anda. DISTORSI berarti memaknakan sesuatu secara bebas sesuai konteks.</p><p>Contoh:&nbsp;</p><p>1. Seorang anak yg rewel dapat dimaknakan sebagai anak yg cerewet, nakal, keras kepala atau dapat dimaknakan bahwa anak tsb sedang bertumbuh kecerdasan/ kreatifitasnya.</p><p>2. Seorang karyawan yg ditugaskan ke pelosok terpencil utk membuka cabang dapat mengartikan bahwa dia tidak disukai atasan, menjadi kambing hitam, selalu kena sial, dlsbnya atau dia dapat memaknakan bahwa ini adalah tantangan atau kesempatan utk berprestasi lebih tinggi sehingga setelah berhasil di daerah maka dia kemungkinan besar mendapat promosi di kantor pusat.</p><p>Distorsi yg berbeda akan memberikan hasil yg berbeda pula. Ketika seorang anak dimaknakan cerewet, nakal, bandel maka dia akan tumbuh sesuai dengan apa yg dicap pada dirinya. Sebaliknya ketika diartikan sedang bertumbuh kecerdasannya maka perlakuan orang tua juga akan berbeda, ya?! Orang tua akan merespon dan meluangkan waktu utk membimbing dengan lebih bijak dan sabar.</p><p>Karyawan yg memaknakan bahwa dirinya adalah korban dan tidak disukai atasan pasti tidak akan bekerja sungguh-sungguh dibanding yg memaknakan bahwa penugasan ke pelosok tsb adalah sebuah kesempatan sehingga dia akan berusaha sepenuh hati utk berprestasi.</p><p>Saya mendistorsikan bahwa komplain, feedback, pertanyaan, penilaian dari audience selama ini adalah sebuah pembelajaran penting yg sangat membantu dalam pencapaian outcome saya sebagai seorang professional speaker. Saya bisa saja memaknakan komplain, feedback, pertanyaan, penilaian sebagai hambatan/masalah yg menghadang dan membuat saya stres, pesimis, kurang percaya diri tetapi saya sadar bahwa itu tidak bermanfaat dan tidak membantu dalam pencapaian outcome saya.</p><p>Kalau sesuatu itu tidak bermanfaat, distorsikan saja maknanya sehingga dapat membantu pencapaian tujuan/goal dengan lebih CEPAT dan EFEKTIF.</p><p>Artikel oleh : <b>Putera Lengkong</b>, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)</p><p></p></div> <div class="feed-description"><p></p><p><b>TIPS 5: DISTORSI</b></p><p>Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda perlu merubah DISTORSI Anda. DISTORSI berarti memaknakan sesuatu secara bebas sesuai konteks.</p><p>Contoh:&nbsp;</p><p>1. Seorang anak yg rewel dapat dimaknakan sebagai anak yg cerewet, nakal, keras kepala atau dapat dimaknakan bahwa anak tsb sedang bertumbuh kecerdasan/ kreatifitasnya.</p><p>2. Seorang karyawan yg ditugaskan ke pelosok terpencil utk membuka cabang dapat mengartikan bahwa dia tidak disukai atasan, menjadi kambing hitam, selalu kena sial, dlsbnya atau dia dapat memaknakan bahwa ini adalah tantangan atau kesempatan utk berprestasi lebih tinggi sehingga setelah berhasil di daerah maka dia kemungkinan besar mendapat promosi di kantor pusat.</p><p>Distorsi yg berbeda akan memberikan hasil yg berbeda pula. Ketika seorang anak dimaknakan cerewet, nakal, bandel maka dia akan tumbuh sesuai dengan apa yg dicap pada dirinya. Sebaliknya ketika diartikan sedang bertumbuh kecerdasannya maka perlakuan orang tua juga akan berbeda, ya?! Orang tua akan merespon dan meluangkan waktu utk membimbing dengan lebih bijak dan sabar.</p><p>Karyawan yg memaknakan bahwa dirinya adalah korban dan tidak disukai atasan pasti tidak akan bekerja sungguh-sungguh dibanding yg memaknakan bahwa penugasan ke pelosok tsb adalah sebuah kesempatan sehingga dia akan berusaha sepenuh hati utk berprestasi.</p><p>Saya mendistorsikan bahwa komplain, feedback, pertanyaan, penilaian dari audience selama ini adalah sebuah pembelajaran penting yg sangat membantu dalam pencapaian outcome saya sebagai seorang professional speaker. Saya bisa saja memaknakan komplain, feedback, pertanyaan, penilaian sebagai hambatan/masalah yg menghadang dan membuat saya stres, pesimis, kurang percaya diri tetapi saya sadar bahwa itu tidak bermanfaat dan tidak membantu dalam pencapaian outcome saya.</p><p>Kalau sesuatu itu tidak bermanfaat, distorsikan saja maknanya sehingga dapat membantu pencapaian tujuan/goal dengan lebih CEPAT dan EFEKTIF.</p><p>Artikel oleh : <b>Putera Lengkong</b>, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)</p><p></p></div> TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN & PERASAAN #4 (Putera Lengkong) 2011-06-20T07:51:13+00:00 2011-06-20T07:51:13+00:00 /artikel-motivasi/tips-instan-mengelola-pikiran-a-perasaan-4-putera-lengkong.html <div class="feed-description"><p><p><b>TIPS 4: FOKUS</b></p><p>Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda perlu merubah FOKUS Anda. Ketika Anda FOKUS pada suatu hal maka Anda cenderung mengabaikan hal yg lain. Ketika Anda FOKUS pada PERASAAN, biasanya Anda mengabaikan LOGIKA, ya?! Demikian pula sebaliknya ketika FOKUS pada LOGIKA, biasanya Anda cenderung mengabaikan PERASAAN. FOKUS yg berbeda akan memberikan hasil yg berbeda pula.</p><p>Sebuah kisah TOM &amp; JERRY:</p><p>Pada suatu hari TOM dan teman kucingnya pergi berjalan-jalan dan kebetulan melewati rumah yang di halamannya terdapat kandang si anjing SPIKE. TOM melihat di halaman rumah tsb terpancang papan dengan tulisan “BEWARE DOG”. Apa yg terjadi? Pasti saja TOM tidak berani mendekat apalagi masuk ke halaman rumah tsb.</p><p>Sementara teman kucing si TOM melihat hal yg berbeda. Dia melihat keset kaki dengan tulisan WELCOME. Tebak, apa yg terjadi? Dia berani mendekat dan bahkan mau masuk ke halaman rumah tsb.</p><p>Apa yg membedakan antara apa yg dilihat TOM dan teman kucingnya? YES, FOKUS-nya!</p><p>FOKUS pada kebaikan atasan, rekan kerja, bawahan, perusahaan, organisasi, pasangan akan memberikan dampak yg berbeda pada pikiran dan perasaan Anda dibanding kalau Anda FOKUS pada kelemahan, kekurangan, kejelekan, dlsbnya.</p><p>FOKUS yg kuat pada outcome akan memberikan dampak yg berbeda pada pikiran dan perasaan Anda dibanding kalau FOKUS Anda bercabang atau FOKUS pada hal lain yg tidak mendukung pencapaian outcome Anda.</p><p>Ketika Anda FOKUS dan mengatakan pekerjaan adalah sebuah masalah maka itu akan menjadi masalah yg menyebabkan Anda tenggelam di dalamnya. Ketika Anda FOKUS pada pekerjaan sebagai tantangan maka jadilah itu sebuah tantangan yg mengairahkan utk Anda atasi.</p><p>Apa yg Anda FOKUSkan akan menentukan apa yg akan Anda lihat, dengar, dan alami. Kalau ternyata FOKUS Anda selama ini tidak membawa Anda ke hasil yg Anda inginkan, Anda bisa mempertimbangkan utk merubah FOKUS (sudut pandang) Anda. Mungkin ketika Anda melihat dari sudut pandang yg berbeda, Anda akan bisa mencapai apa yg Anda inginkan dengan LEBIH CEPAT dan EFEKTIF.</p><p>Dalam konteks saya, saya FOKUS pada usaha dan perbaikan usaha utk mencapai outcome saya sebagai seorang professional speaker dan FOKUS memodel orang-orang TOP dan TERBAIK di industri pelatihan ini. Ketika saya FOKUS pada hal-hal tsb, saya menjadi optimis dan percaya diri pasti akan berhasil dan sukses di industri ini karena saya belajar dan memodel dari yg TERBAIK. Saya mengabaikan hal-hal lain (gambar, suara, perasaan) yg menjauhkan saya dari pencapaian impian saya.</p><p>Artikel oleh : <b>Putera Lengkong</b>, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)</p></p></div> <div class="feed-description"><p><p><b>TIPS 4: FOKUS</b></p><p>Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda perlu merubah FOKUS Anda. Ketika Anda FOKUS pada suatu hal maka Anda cenderung mengabaikan hal yg lain. Ketika Anda FOKUS pada PERASAAN, biasanya Anda mengabaikan LOGIKA, ya?! Demikian pula sebaliknya ketika FOKUS pada LOGIKA, biasanya Anda cenderung mengabaikan PERASAAN. FOKUS yg berbeda akan memberikan hasil yg berbeda pula.</p><p>Sebuah kisah TOM &amp; JERRY:</p><p>Pada suatu hari TOM dan teman kucingnya pergi berjalan-jalan dan kebetulan melewati rumah yang di halamannya terdapat kandang si anjing SPIKE. TOM melihat di halaman rumah tsb terpancang papan dengan tulisan “BEWARE DOG”. Apa yg terjadi? Pasti saja TOM tidak berani mendekat apalagi masuk ke halaman rumah tsb.</p><p>Sementara teman kucing si TOM melihat hal yg berbeda. Dia melihat keset kaki dengan tulisan WELCOME. Tebak, apa yg terjadi? Dia berani mendekat dan bahkan mau masuk ke halaman rumah tsb.</p><p>Apa yg membedakan antara apa yg dilihat TOM dan teman kucingnya? YES, FOKUS-nya!</p><p>FOKUS pada kebaikan atasan, rekan kerja, bawahan, perusahaan, organisasi, pasangan akan memberikan dampak yg berbeda pada pikiran dan perasaan Anda dibanding kalau Anda FOKUS pada kelemahan, kekurangan, kejelekan, dlsbnya.</p><p>FOKUS yg kuat pada outcome akan memberikan dampak yg berbeda pada pikiran dan perasaan Anda dibanding kalau FOKUS Anda bercabang atau FOKUS pada hal lain yg tidak mendukung pencapaian outcome Anda.</p><p>Ketika Anda FOKUS dan mengatakan pekerjaan adalah sebuah masalah maka itu akan menjadi masalah yg menyebabkan Anda tenggelam di dalamnya. Ketika Anda FOKUS pada pekerjaan sebagai tantangan maka jadilah itu sebuah tantangan yg mengairahkan utk Anda atasi.</p><p>Apa yg Anda FOKUSkan akan menentukan apa yg akan Anda lihat, dengar, dan alami. Kalau ternyata FOKUS Anda selama ini tidak membawa Anda ke hasil yg Anda inginkan, Anda bisa mempertimbangkan utk merubah FOKUS (sudut pandang) Anda. Mungkin ketika Anda melihat dari sudut pandang yg berbeda, Anda akan bisa mencapai apa yg Anda inginkan dengan LEBIH CEPAT dan EFEKTIF.</p><p>Dalam konteks saya, saya FOKUS pada usaha dan perbaikan usaha utk mencapai outcome saya sebagai seorang professional speaker dan FOKUS memodel orang-orang TOP dan TERBAIK di industri pelatihan ini. Ketika saya FOKUS pada hal-hal tsb, saya menjadi optimis dan percaya diri pasti akan berhasil dan sukses di industri ini karena saya belajar dan memodel dari yg TERBAIK. Saya mengabaikan hal-hal lain (gambar, suara, perasaan) yg menjauhkan saya dari pencapaian impian saya.</p><p>Artikel oleh : <b>Putera Lengkong</b>, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)</p></p></div> TIPS INSTAN MENGELOLA PIKIRAN & PERASAAN #3 (Putera Lengkong) 2011-06-20T07:49:03+00:00 2011-06-20T07:49:03+00:00 /artikel-motivasi/tips-instan-mengelola-pikiran-a-perasaan-3-putera-lengkong.html <div class="feed-description"><p><p><b>TIPS 3: RAPPORT</b></p><p>Rapport berarti membangun hubungan. Membangun hubungan (keakraban) dengan siapa? Dengan orang-orang yg bisa membantu pencapaian sasaran Anda. Bukan berarti pilih-pilih teman tetapi lebih kepada menghabiskan porsi terbanyak waktu Anda dengan orang-orang yg bisa membantu dan mendukung pencapaian sasaran Anda.</p><p>Orang cenderung berkelompok dengan mereka yg sejenis. Orang yg suka gosip suka berkelompok dengan sesama penggosip, yg suka komplain berkumpul dengan sesama komplainers, pedagang berkumpul dengan sesama pedagang, orang sukses berkumpul dengan sesama orang sukses, pemberani dengan sesama pemberani, dlsbnya.</p><p>Sehingga salah satu cara tercepat utk memotivasi diri Anda, berkumpullah atau bergabunglah dengan mereka yg sukses, berpikiran positif, memiliki visi, menyukai tantangan, percaya diri, atau yg sudah ’proven’ (terbukti) berhasil yg dapat mengajarkan kepada Anda CARA-nya.</p><p>Kabar baiknya adalah bahwa hampir semua masalah di dunia ini sudah pernah dialami oleh orang lain dan sudah ada solusinya sehingga yang perlu Anda lakukan adalah mencari mereka yg sudah terbukti ’proven’ utk mengajarkan Anda CARA yang lebih CEPAT dan EFEKTIF dalam mencapai target/goal Anda.</p><p>Manusiawi sekali bahwa orang tidak suka (iri) dengan mereka yg lebih sukses, berhasil, maju dibanding dirinya. Seringkali mereka mencibir dan mengatakan bahwa orang lain bisa seperti itu karena KKN, nasib (sudah dari sononya), kutukan nenek moyang, fengshui, orang tuanya, warisannya, dlsbnya. Mengapa begitu? Karena mereka harus ’OOO’ besar alias menganga lebar dan bahkan merasa tidak nyaman ketika orang lain memberitahukan dan mengajarkan CARA yg lebih CEPAT dan EFEKTIF. Mereka merasa seperti orang bodoh, bahkan minder dan tidak percaya diri. Mereka merasa sudah nyaman berada di posisi/jabatan/karir yg sekarang. Tetapi bukankah itu adalah harga yg harus dibayar kalau ingin MAJU: merasa TIDAK NYAMAN utk sementara?!</p><p>Bangunlah dan jalinlah hubungan yg EKOLOGIS dengan siapa saja dan terutama dengan mereka yg bisa membantu Anda lebih cepat dalam pencapaian target/goal Anda! Mereka sudah lebih dulu menjalaninya dan menemukan SOLUSInya dibanding Anda. Mereka ada di sana utk membantu Anda menjadi SUKSES juga!</p><p>Dalam konteks saya, sebagai seorang professional speaker dan trainer, saya langsung mencari dan belajar dari speaker dan trainer yg paling TOP di bidangnya. Tidak mudah karena Anda harus menemukan chemistry. Bahkan Anda harus mempunyai modal karena mereka tidak akan membagikan ilmu mereka dengan percuma. Tetapi bukankan itu adalah harga yg harus dibayar kalau Anda mau lebih CEPAT dan EFEKTIF dalam pencapaian sasaran Anda?!</p><p>Saya menggeneralisasi bahwa kami sama-sama manusia, sama-sama makan nasi, kalau dia BISA, saya juga seharusnya BISA sehingga yg saya lakukan adalah berlatih dan berusaha LEBIH SERING, LEBIH BANYAK, LEBIH KUAT, LEBIH CEPAT!</p><p>Artikel oleh : <b>Putera Lengkong</b>, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)</p></p></div> <div class="feed-description"><p><p><b>TIPS 3: RAPPORT</b></p><p>Rapport berarti membangun hubungan. Membangun hubungan (keakraban) dengan siapa? Dengan orang-orang yg bisa membantu pencapaian sasaran Anda. Bukan berarti pilih-pilih teman tetapi lebih kepada menghabiskan porsi terbanyak waktu Anda dengan orang-orang yg bisa membantu dan mendukung pencapaian sasaran Anda.</p><p>Orang cenderung berkelompok dengan mereka yg sejenis. Orang yg suka gosip suka berkelompok dengan sesama penggosip, yg suka komplain berkumpul dengan sesama komplainers, pedagang berkumpul dengan sesama pedagang, orang sukses berkumpul dengan sesama orang sukses, pemberani dengan sesama pemberani, dlsbnya.</p><p>Sehingga salah satu cara tercepat utk memotivasi diri Anda, berkumpullah atau bergabunglah dengan mereka yg sukses, berpikiran positif, memiliki visi, menyukai tantangan, percaya diri, atau yg sudah ’proven’ (terbukti) berhasil yg dapat mengajarkan kepada Anda CARA-nya.</p><p>Kabar baiknya adalah bahwa hampir semua masalah di dunia ini sudah pernah dialami oleh orang lain dan sudah ada solusinya sehingga yang perlu Anda lakukan adalah mencari mereka yg sudah terbukti ’proven’ utk mengajarkan Anda CARA yang lebih CEPAT dan EFEKTIF dalam mencapai target/goal Anda.</p><p>Manusiawi sekali bahwa orang tidak suka (iri) dengan mereka yg lebih sukses, berhasil, maju dibanding dirinya. Seringkali mereka mencibir dan mengatakan bahwa orang lain bisa seperti itu karena KKN, nasib (sudah dari sononya), kutukan nenek moyang, fengshui, orang tuanya, warisannya, dlsbnya. Mengapa begitu? Karena mereka harus ’OOO’ besar alias menganga lebar dan bahkan merasa tidak nyaman ketika orang lain memberitahukan dan mengajarkan CARA yg lebih CEPAT dan EFEKTIF. Mereka merasa seperti orang bodoh, bahkan minder dan tidak percaya diri. Mereka merasa sudah nyaman berada di posisi/jabatan/karir yg sekarang. Tetapi bukankah itu adalah harga yg harus dibayar kalau ingin MAJU: merasa TIDAK NYAMAN utk sementara?!</p><p>Bangunlah dan jalinlah hubungan yg EKOLOGIS dengan siapa saja dan terutama dengan mereka yg bisa membantu Anda lebih cepat dalam pencapaian target/goal Anda! Mereka sudah lebih dulu menjalaninya dan menemukan SOLUSInya dibanding Anda. Mereka ada di sana utk membantu Anda menjadi SUKSES juga!</p><p>Dalam konteks saya, sebagai seorang professional speaker dan trainer, saya langsung mencari dan belajar dari speaker dan trainer yg paling TOP di bidangnya. Tidak mudah karena Anda harus menemukan chemistry. Bahkan Anda harus mempunyai modal karena mereka tidak akan membagikan ilmu mereka dengan percuma. Tetapi bukankan itu adalah harga yg harus dibayar kalau Anda mau lebih CEPAT dan EFEKTIF dalam pencapaian sasaran Anda?!</p><p>Saya menggeneralisasi bahwa kami sama-sama manusia, sama-sama makan nasi, kalau dia BISA, saya juga seharusnya BISA sehingga yg saya lakukan adalah berlatih dan berusaha LEBIH SERING, LEBIH BANYAK, LEBIH KUAT, LEBIH CEPAT!</p><p>Artikel oleh : <b>Putera Lengkong</b>, MBA, LMNLP, CHt (Pembicara Seminar, Trainer, Coach, Therapist)</p></p></div>